. STOP!! MY FRIEND...!! (Chapter 2)

Monday, 29 August 2011

STOP!! MY FRIEND...!! (Chapter 2)

- SHIBUYA, TOKYO -

     Satu minggu kemudian setelah menerima hasil kegiatan belajar semester satu, Airi, Chisato, dan Saki pergi mengunjungi paman Chisato yang bertempat tinggal di Shibuya sekaligus untuk menghabiskan dua minggu liburan musim panas. Mereka bertiga berangkat ke Shibuya menggunakan kereta yang mereka naiki dari stasiun di Prefektur Saitama. Sesampainya di Tokyo, mereka bertiga di jemput oleh paman Chisato dan segera menuju rumah paman Chisato.

"paman, terimakasih ya sudah mau repot-repot menjemput aku di stasiun" ucap Chisato segera memeluk pamannya

"tidak merepotkan sama sekali kok, sudah, sebaiknya kita bergegas menuju rumah karena bibimu sudah memasak makan malam untuk kalian bertiga" ujar paman Chisato sambil membantu Chisato membawakan tasnya

Merekapun bergegas menuju rumah paman Chisato yang letaknya sekitar 20 menit dari stasiun Shibuya.
Di dalam perjalana, mereka bertiga bersenda gurau dan membahas tentang peringkat yang didapatkan oleh Chisato dan Airi saat ujian semester satu kemarin. Sempat di dalam perbincangan mereka Airi dan Chisato menyinggung tentang kejadian ketika di ruang mading, dimana geng yang sangat terkenal di Akizakura Gakuen bertindak sangat kasar terhadap murid-murid yang sedang melihat nilai mereka yang di pasang di ruang mading.

"aku masih tidak mengerti maksud dari mereka!" seru Airi yang sangat kesal dengan perilaku geng tersebut

"sabar, kau jangan seperti itu dengan mereka" ucap Saki mencoba menenangkan Airi

"bagaimana aku tidak kesal, mereka itu terlalu sombong dan selalu menganggap mereka itu sangat pintar satu sekolah" ujar Airi yang semakin kesal

"aku takutnya mereka akan mencoba melakukan sesuatu yang buruk terhadap aku dan Airi" tambah Chisato yang menunjukkan raut muka khawatir

"melakukan sesuatu yang buruk bagaimana?" tanya Saki

"ya, aku dengar dari salah satu teman sekelasku kalau  geng itu akan memberikan pelajaran bagi siswa/siswi yang berani merebut posisi mereka dalam peringkat" jelas Chisato panjang lebar

"kapan kau di beritahu?" tanya Airi kepada Chisato

"satu hari setelah kita melihat nilai di mading" jawab Chisato

"wah, itu parah sekali!" seru paman Chisato yang tiba-tiba ikut nimbrung obrolan mereka

"iya, aku juga tidak menyangka kalau mereka akan bertindak seperti itu" tambah Saki

"aku jadi khawatir nih, nanti bagaimana nasib kita saat pulang dari Tokyo?" tanya Airi yang terus menantap dengan raut kekhawatiran

"tenang saja, selama dua minggu liburan ini, kalian akan paman beri pelatihan bela diri" ucap paman

"Eee??? pelatihan bela diri?!!!" tanya mereka bertiga secara bersamaan

"iya, tentu saja, paman tidak mau kalau terjadi apa-apa dengan keponakan paman dan temannya" jawab paman dengan senyum yang membuat Chisato, Airi, dan Saki sangat senang ketika mendengar jawaban paman


                                                                 ***

-KEESOKAN HARI-

"hei! Airi! bangun!" seru Saki berusaha membangunkan Airi yang masih tertidur lelap

"hoaaam! aku masih ngantuk.. lagipula ini kan masih pagi-pagi buta, kenapa kita harus bangun pagi?" ujar Airi sambil menarik selimut sampai menutupi mukanya

"kau ini lupa ya? kita kan mau latihan bela diri judo!" seru Chisato yang tiba-tiba datang ke kamar Airi dan Saki dengan membawa ember berisi air

"Hei! kau mau apa bawa-bawa ember segala?" tanya Airi yang segera bangun karena takut disirami air oleh Chisato

    Airi pun bergegas ke kamar mandi dan mencuci mukanya, setelah itu ia segera keluar rumah dan pergi menuju lapangan di dekat rumah paman chisato dengan memakai pakaian khusus yang telah disediakan oleh paman Chisato untuk latihan bela diri.

"oiii,, minnaaa!!!" teriak Airi dari kejauhan memanggil kedua temannya itu dengan berlari sekuat tenaga untuk cepat sampai kelapangan

"issh, kau ini benar-benar lamban sekali sih" ketus Chisato

"hhh~ gomen ne minna, yang penting kan sekarang aku sudah sampai disini dan siap untuk latihan" ucap Airi dengan menunjukkan muka kesal

"sudah-sudah, kalian jangan berkelahi lagi, sekarang akan paman kenalkan pelatih Judo yang akan mengajarkan kalian" ujar Paman mencairkan suasana yang sempat memanas itu

"Pekenalkan, nama saya adalah Ryutaro Morimoto, dalam dua minggu selama liburan musim panas, saya akan melatih kalian bela diri" ujar pria tinggi nan imut itu

"kyaa!! kawaii!!" seru Airi

"haduuh, punya temen kok gini banget sih, bikin malu" bisik Saki kepada Chisato

"iya, betul, bikin malu aja, kita kesini kan mau latihan, bukannya mau godain laki-laki itu" ujar Chisato balik berbisik kepada Saki

"yosh!.. minna, sebaiknya kita mulai saja ya!" ujar pria itu dengan bersemangat

    Sebelum mulai mengajarkan teknik-teknik dalam seni bela diri Judo, Pria tinggi kurus sedikit berotot dan imut itu memberikan sedikit dasar-dasar Judo yang harus di perhatikan dan tidak boleh di abaikan meskipun itu hal kecil, karena apabila di abaikan maka akan fatal bagi mereka yang mempelajarinya. Ia juga mengajarkan bahwa karate yang mereka pelajari itu bukan untuk sesuatu yang buruk dan bukan untuk kejahatan tetapi Judo merupakan seni bela diri khas Jepang yang digunakan untuk melindungi orang-orang yang lemah juga untuk membela diri dari serangan orang-orang yang ingin mencelakakan diri kita. Pada dasarnya semua ilmu bela diri digunakan untuk hal-hal kebaikan. Dengan dasar-dasar tersebut, pria itu berharap bahwa Chisato, Airi dan Saki dapat memahami hal tersebut. 
    Setelah ia menjelaskan panjang lebar tentang dasar-dasar Judo dan hal apa saja yang dilarang dalam seni bela diri ini, akhirnya ia pun mulai mengajarkan teknik dasar Judo yang harus mereka bertiga kuasai. Meskipun teknik dasar Judo bisa dibilang agak mudah, tapi itu mampu membuat lawan kita sedikit kelimpungan. Mereka bertiga berusaha sangat keras untuk bisa menyelesaikan teknik dasar Judo dalam satu minggu dan satu minggu kemudiannya lagi mereka bisa mempraktekkan teknik dasar dengan cara tes satu lawan satu dengan Ryutaro senpai. Berhubung mereka bertiga anak-anak yang pintar dan cerdas, semua teknik dasar yang diberikan oleh Ryutaro senpai bisa mereka serap dengan cepat tanpa ada kesalahan kecil.

                                                                   ***

-SATU MINGGU KEMUDIAN-

"yosh!! minna-san, hari ini saya akan mengetes kemampuan dasar Judo kalian satu persatu" ujar Ryutaro senpai yang berdiri tegap di hadapan mereka bertiga

"ano.. senpai, aku mau tanya dong!" Seru Chisato sambil mengacungkan tangannya

"ya? apa yang ingin kau tanyakan?" ujar Ryutaro senpai

"apakah teknik Judo yang kami pelajari bisa mengalahkan segerombolan Geng yang bisa di bilang mereka itu adalah orang-orang yang tidak boleh di anggap remeh?" tanya Chisato panjang lebar

"hmmm~ kalau hal itu harus dibuktikan terlebih dahulu dengan cara saya akan mengetes kalian satu-persatu" jawab Ryutaro senpai "tapi ngomong-ngomong gerombolan geng yang kamu bilang itu siapa?" Ryutaro senpai pun balik bertanya kepada Chisato

"ah, tidak ada kok senpai, aku hanya berandai-andai saja, siapa tahu aja nanti ada orang-orang yang tidak suka denganku dan ingin menghancurkanku" tegas Chisato

"sebaiknya kita mulai saja senpai tesnya sekarang" ucap Saki yang sudah tidak sabar ingin mengetes kemampuan Judonya

"un, baiklah, kalau begitu senpai ingin mulai bertanding dari Airi terlebih dahulu" ujar Ryutaro senpai menoleh ke arah Airi dengan menebar senyum yang membuat hati Airi berdegup kencang dan gugup

"ano, senpai, sebaiknya jangan aku dulu ya yang di tes, Saki atau Chisato saja yang di tes terlebih dahulu" pinta Airi sambil mengarahkan telunjuknya ke Saki dan Chisato

"hmm,, kalau senpai maunya kamu duluan bagaimana?" tanya senpai dengan nada sedikit menggoda

"aaa!! naaai!! aku bisa gila kalau begini terus!" teriak Airi yang segera berlari meninggalkan lapangan

"hey! Airi! kau mau kemana?" seru Saki sambil menyusul Airi yang terus saja berlari

"Ee?? si Airi kenapa tuh? kok disuruh tes malah lari begitu?" tanya senpai terheran-heran

"yaah, senpai ini gak peka sih, Airi itu suka sama senpai.. ckckck" ucap Chisato

"hah? kok bisa?" tanya senpai lagi

"senpai kebanyakan tebar-tebar pesona kalau sedang bicara dengan Airi, makanya dia jadi begitu" jawab Chisato sedikit bosan dengan suasana di pagi hari saat itu

"padahal senpai gak merasa loh kalau senpai tebar pesona, HAHAHAHA *ketawa ala evil*

"yasudah,, sambil menunggu Airi dan Saki, sebaiknya aku dulu deh yang di tes"


     Akhirnya dari ketiga teman dekat itu, yang maju pertama adalah Chisato, sebelum bertanding satu lawan satu dengan Ryutaro senpai, ia mengumpulkan tenaga dan ketenangan agar saat bertanding ia bisa menang dari Ryutaro senpai sang guru.
Sementara Chisato sedang ujian teknik Judo dengan Ryutaro senpai, Saki masih terus mengikuti Airi yang terus berlari tanpa henti.

"aduh! Airi, berhenti dong larinya! aku udah kelelahan nih gak bisa ngejar kamu lagi" teriak Saki dari belakang

"memangnya ada yang menyuruhmu mengikutiku lari?" tanya Airi

"tidak ada sih, tapi kau tidak bisa meninggalkan Chisato dan Ryu senpai begitu saja" ujar Saki yang masih terus mengejar

"aku tidak bisa melakukannya sekarang" tegas Airi

"kenapa? apakah kau malu berhadapan langsung dengan Ryu senpai?" tanya Saki lagi

Airi yang tadinya berlari kencang, seketika berhenti saat mendengar pertanyaan barusan. Saki yang mengikutinya berlari juga berhenti dan segera menghampiri Airi yang terdiam seperti patung dan tidak bergerak sama sekali.
.
"Airi, sudahlah, sebaiknya kita kembali saja ketempat latihan" pinta Saki

"tapi....." sahut Airi

"kau tidak bisa begini, kasihan Chisato yang menunggu kita, pasti dia sekarang tambah kesal dengan kita"

"tapi aku tidak bisa menghadapi tatapan Ryu senpai" ucap Airi

"ah, kau ini kebanyakan tapi-tapian ya, bikin aku kesal saja" ujar Saki sambil menarik tangan Airi dengan kuat dan memaksanya kembali ke tempat latihan


Dalam perjalanan kembali ke tempat latihan, Saki memberikan semangat dan keberanian kepada Airi agar tidak terbuai dengan pesona Ryu senpai dan fokus kepada tes yang akan di hadapi hari itu.

Hari pun semakin siang dan matahari memancarkan sinarnya yang sangat terik di musim panas tahun ini. Ketiga sahabat itu yang telah usai melakukan ujian Judo pun berniat mengajak Ryu senpai untuk makan siang bersama di sebuah restoran sushi yang terkenal di Shibuya sebagai tanda terimakasih mereka karena ia mau menjadi guru Judo mereka. Sementara itu Airi yang tadinya tidak bisa mengendalikan dirinya dengan Ryu senpai, pada akhirnya bisa mengendalikan dirinya dan bersikap biasa dengan Ryu senpai.

                                                            *** 


"Ryu senpai, maafkan kelakuanku yang tadi pagi ya, aku memang tidak bisa mengendalikan diriku" ujar Airi memecahkan keheningan di dalam restoran itu

"un, tidak usah di permasalahkan lagi, senpai tidak merasa kalau kamu salah" balas Ryu senpai

"Ryu senpai juga sudah tahu kalau kamu suka dengannya" ujar Chisato yang tiba-tiba memotong pembicaraan mereka berdua

"hah? ap..apaa kau bilang? apa itu benar senpai?" tanya Airi dengan gugupnya

"hehehe.. iya, senpai sudah tahu, tapi senpai sudah punya kekasih, gomen ne Airi" jawab Ryu senpai yang merasa bersalah

"oh, begitu" *Airi langsung menunjukkan wajah muramnya*

"gomen ne, Airi, tapi senpai tidak akan melupakan kamu dan yang lainnya, karena kalian termasuk murid senpai yang sangat pandai dan cepat belajar" ujar Ryu senpai yang berusaha menyenangkan hati Airi

"baiklah senpai, kami juga tidak akan melupakan senpai dan ajaran yang senpai berikan kepada kami" *wajah Airi kembali seperti biasa lagi*

"oia senpai, besok kami akan pulang ke Saitama siang hari menggunakan kereta" ujar Saki

"oh benarkah? sayang sekali ya, padahal senpai ingin sekali liburan kalian di perpanjang"

"loh? memangnya kenapa? tanya Chisato

"senpai ingin mengenalkan kekasih senpai dengan kalian" jawabnya

"wah, mungkin lain kali saja ya senpai kalau liburan musim dingin" sahut Chisato

"hmm, baiklah kalau begitu" ^^


     Keesokan harinya, mereka bertiga berangkat menuju stasiun di antar kembali oleh paman Chisato. Kini ketiga teman baik itu mempunyai bekal ilmu bela diri saat tiba di Saitama nanti. Airi dan Chisato pun sudah tidak takut dengan ancaman Geng yang diketuai oleh Ryosuke itu. Mereka berdua akan menghadapi resiko apapun yang akan terjadi nantinya oleh diri mereka.


~ つづく ~

No comments:

Post a Comment

If you like my post and want to put my post, please write with "Credit or Source"

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...