. Curhatan Seorang Mahasiswa Sastra Bagian 1

Thursday, 16 June 2016

Curhatan Seorang Mahasiswa Sastra Bagian 1

Halo! ketemu lagi~

Hari ini saya mau sedikit menulis tentang review film "Finding Dory"!

Pasti udah tau kan ya Dory itu siapa??

Yup! Dory merupakan salah satu tokoh kartun yang ada di film "Finding Nemo". Ikan hias dengan warna biru dan sirip kuning yang indah~
karakter Dory merupakan karakter ikan yang memiliki penyakit bawaan dari kecil yaitu penyakit ingatan jangka pendek. Setiap ia mengingat sesuatu, maka beberapa menit kemudian ia akan melupakannya.

Film ini sangat saya rekomendasikan bagi orang tua yang ingin mengajak anaknya berlibur tapi tidak ingin merogoh kocek banyak. Di dalam film tersebut banyak kisah yang dapat diambil dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kisah bagaimana seekor ikan yang meskipun punya kekurangan tapi tetap ingin berusaha untuk mendapatkan apa yang ia cari. Jadi, di film tersebut Dory mengenang kembali tentang masa kecil yang ia habiskan bersama kedua orang tuanya ((lebih tepatnya ia mendapatkan ingatan kembali tentang kedua orang tuanya)). Kemudian ia berkelana untuk menemukan orang tuanya.

Namun, dalam perjalanan mencari kedua orang tuanya, ia mendapatkan banyak kendala soal ingatan tentang mereka, dari mana sebenarnya ia berasal, dan kisah persahabatan baru yang ia temukan dalam perjalanannya tersebut. Tentu saja film tersebut dibalut dengan unsur komedi dan sedih.

Pembelajaran yang saya dapatkan hari ini tentang film tersebut adalah:

1. Meskipun kita memiliki kekurangan, kita tidak boleh menyerah pada keadaan

2. Keluarga adalah hal yang paling penting dalam kehidupan kita. Meskipun ada jarak yang mengganjal antara hubungan anak dan orang tua, tetap saja mereka yang nantinya akan tetap ada di saat kita membutuhkan mereka

3. Persahabatan yang terjalin antara Nemo, Marlin, dan Dory sangat patut dicontoh, ketiga tokoh itu menggambarkan persahabatan yang sesungguhnya. Sahabat yang dianggap keluarga kedua oleh ketiga tokoh tersebut. Sahabat yang selalu ada di saat sahabat lainnya kesusahan, sahabat yang mengerti persaan sahabatnya sendiri, membantu mencarikan solusi atas masalah yang dihadapi sahabatnya secara bersama-sama.

4. Seberapa jauh kita berkelana ke ujung dunia pun, tetap saja tempat paling baik adalah tempat yang membuat kita nyaman dengan keadaan lingkungan tempat kita tinggal.... yaitu keluarga.


Keempat poin tersebut bisa menjadi pelajaran berharga bagi orang tua dalam mendidik anaknya agar mereka tidak melupakan jati diri mereka sendiri.


Nah, sampai di sini dulu ulasan saya tentang film "Finding Dory".

Selanjutnya saya akan bercerita sedikit tentang kegiatan hari ini,...

Jadi, hari ini juga merupakan hari terakhir saya menghadapi minggu UAS!! Yeaaaahhh!! Libur telah tibaaaa


Tapiiiiiiiii


Liburan bagi saya adalah "MENYELESAIKAN SKRIPSI"!! LOL


Bawaan anak kuliah tingkat akhir itu kalau ketemu dosen pembimbing selalu menghindari pandangan mata XD

Pada awalnya saya tidak merasakan itu...

Namun, akhir-akhir ini karena saya belum berhasil menyelesaikan bab 3 saya~ ya jadi seperti itulah sayaaa

Menghindari pandangan mata dengan dosen pembimbing.

Oh, hari ini saya juga ikut ELT (English Language Test) di pusat bahasa fakultas ilmu budaya unpad!! ((saya adalah anak unpad)) XD
Soal-soalnya cukup rumit sih, sampai bikin kepala saya pegal karena terlalu lama menunduk baca soal.
But, it's not bad lah yaaa

Saya ikut tes ELT tersebut juga sebagai syarat untuk menempuh sidang...

Mungkin banyak orang yang meremehkan jurusan bahasa atau sastra. Semua orang akan bertanya mengenai pertanyaan klasik "Kamu jurusan sastra? mau jadi apa nanti? kerja juga bakal susah"

Oke, mungking pemikiran mereka pada sebagian lulusan sastra benar terjadi, namun janganlah me-generalisasikan sesuatu bung!

Kalian harus memahami bagaimana mahasiswa atau pembelajar bahasa berusaha memahami struktur-struktur bahasa, bagaimana cara bertutur kata yang baik menggunakan bahasa. Mungkin bagi sebagian pembelajar yang mengambil jurusan sastra Indonesia misalnya...

Mereka akan dilatih untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, dan kalian juga harus berterima kasih kepada pembelajar sastra Indonesia, karena dengan adanya mereka bahasa Indonesia yang sebagai bahasa pemersatu bangsa Indonesia akan tetap lestari, ya meskipun sekarang timbul banyak bahasa gaul, bahasa anak muda, atau bahasa yang disebut bahasa 'alay'. Tapi, kembali lagi, bahasa itu merupakan salah satu aset budaya seluruh bangsa!

Di sini saya tidak berusaha menggurui siapa pun, saya hanya ingin bercerita, mengeluarkan pendapat saya sebagai salah satu pembelajar sastra/bahasa. Meskipun saya berasal dari jurusan sastra Jepang dan bukan pembelajar di jurusan bahasa/ sastra Indonesia, tapi saya merasakan hal yang sama dengan pembelajar sastra lainnya. Bagi pembelajar bahasa asing, dibutuhkan kemampuan berkomunikasi dengan bahasa yang berbeda terhadap lawan bicara native. Kami menjadi penghubung orang lain yang tidak bisa berbahasa asing agar bisa berkomunikasi dengan baik dengan lawan bicara yang bukan dari negara Indonesia.

Bukan perkara mudah untuk bisa menerjemahkan itu semua ke dalam tulisan yang ada dalam struktur bahasa Indonesia. Contohnya saja bahasa Jepang, banyak kata atau ungkapan dalam bahasa Jepang yang tidak bisa ditemukan/ tidak cocok dalam bahasa Indonesia, namun ada beberapa bahasa daerah yang bila diterjemahkan maka arti bahasa Jepang tersebut akan sama. Peran penting bahasa daerah yang ada di Indonesia juga sangat berpengaruh terhadap penerjemahan bahasa asing ke bahasa Indonesia.

Di situlah pentingnya penguasaan bahasa, pembelajaran tersebut juga menjadi salah satu sarana untuk melestarikan bahasa. Bahasa merupakan salah satu unsur budaya...
Entah saya harus berkata berapa kali untuk mengingatkan orang-orang di luar sana bahwa bahasa merupakan salah satu unsur budaya semua bangsa.

Tanpa bahasa apalah artinya kehidupan ini? apakah kalian akan dapat berkomunikasi dengan lawan bicara?

Bila dikaitakn sedikit dengan agama, tentunya orang yang beragama pun berkomunikasi dengan Tuhan mereka menggunakan bahasa bukan?
Ini hanya berasal dari pengelihatan dan pengalaman saya saja selama hidup di dunia yang fana ini...

Bahkan orang-orang disabilitas pun berkomunikasi dengan bahasa bukan??
Ya, memang bukan dengan kata-kata, tapi dengan gestur. Namun tetap saja, di dalam gestur tersebut tersirat sebuah bahasa.

Ada ungkapan "Diam seribu bahasa"

Ungkapan tersebut pun menunjukan bahwa kita diam namun tetap akan berkata di dalam hati dengan bahasa bukan?

Oleh karena itu, saya kurang setuju dengan orang-orang yang menganggap remeh pembelajar sastra/ bahasa, baik itu bahasa Indonesia atau bahasa asing.

Dalam butir sumpah pemuda pun tertulis "Berbahasa satu Bahasa Indonesia"

Bila kita memperdalam makna kata 'berbahasa', maka kita akan menemukan pentingnya sebuah bahasa.

Saya sangat mengapresiasi seorang seniman, baik itu sastrawan, pemain drama/teater, maupun pelukis...
Seorang pelukis pun mencoba berkomunikasi dengan gambar yang ia lukis. Bila ingin mengetahui makna dari gambar tersebut, kita tetap membutuhkan bahasa sebagai alat penerjemah ke dalam tulisannya.


Seperti itulah beratnya menjadi seseorang yang merasakan bahwa belajar bahasa itu tidak kalah sulit dengan orang-orang di luar sana yang belajar tentang ekonomi, politik, hukum, teknologi. Pembelajar bahasa/sastra memiliki tingkat kesulitan sendiri yang mungkin pembelajar ekonomi, politik, hukum tidak akan bisa memecahkan kesulitan tersebut dan tentu sebaliknya. Saya hanya ingin menyampaikan, jangan me-generalisasikan sesuatu yang bersifat relatif. Bahkan benar atau salahnya sesuatu juga relatif. Hal tersebut sesuai bagaimana cara pandang kita terhadap hal yang kita sebut 'benar' atau 'salah'.


Baiklah, sekian dulu curhatan saya di blog kali ini~

Sampai jumpa di blog selanjutnya yaaaa


No comments:

Post a Comment

If you like my post and want to put my post, please write with "Credit or Source"

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...